Home

2011-10-24

Membedah Yin dan Yang (diperkenalkan pertama kali oleh Fu Xi,Nuwa dan kaisar kuning)

Yin-Yang adalah jalur surga dan bumi,yakni prinsip mendasar atas segala hal, yang menjadi asal perubahan dan transformasi, serta akar permulaan dan akhir (Su-Wen)

Energi semesta tak dapat diukur dan tak terkira. Energi semesta berada di luar waktu dan tempat. Segala hal yang terlihat dan tak terlihat ada di dalamnya. jadi, energi semesta ada, meskipun tak terlihat. guru-guru masa silam di suatu wilayah dunia menamakannya sebagai Tao.Tao, sebagai asal semesta, menciptakan,memelihara, dan kemudian menarik kembali segalanya.

Manusia yang berbatin sehat mengungkapkan kebenaran bahwa alam semesta memiliki dua aspek. Aspek pertama adalah aspek tak nyata, yakni keesaan tak terbagi, yang ada sebelum surga dan bumi tercipta.Dalam aspek ini, energi semesta utama dan pertama tidak dibedakan, benar-benar utuh dan lengkap. Aspek yang kedua adalah aspek yang nyata, yakni dunia dengan keanekaragamannya, yang ada setelah terbentuknya surga dan bumi. Meskipun ada dua aspek,pada hakekatnya aspek tak nyata dan aspek nyata menyatu.

Tao ada melalui proses aktif penciptaan sendiri (Swakreasi). penciptaan dipandang sebagai proses yang di dalamnya “organisasi” dari energi tak nyata terbentuk.Organisasi ini menghasilkan pengutuban energi tak nyata, yakni menjadi dua kelompok yang disebut yin dan yang . Meskipun  aspek aktif (Yang) pertama kali muncul, kemunculannya akan mengundang perspektif yang relatif statis (Yin). Mengalami yang di suatu tempat mungkin saja. Yang  jelas dapat dirasakan bersamaan dengan dirasakannya Yin.

Sebagai contoh, sinar matahari dianggap sebagai manifestasi dari aspek yang dalam sistem tata surya.
mustahil kehangatan sinar matahari diketahui kalau tidak mengenai suatu obyek. Suatu obyek merasakan hangatnya sinar matahari karena perubahan terjadi di dalam obyek. pernyataan positif apa pun tentang sinar matahari bergantung pada observasi yang dilakukan atas suatu obyek. dengan demikian, efek yang timbul karena kerja yang diperkuat oleh obyek statis (Yin). Yin kemudian merasakan efek itu. melalui pengutuban aktivitas dan bentuk, energi tak nyata menciptakan kutub aktif cosmos (Surga) dan kutub substansial(bumi). Di mana ada satu kutub,pasti ada kutub lainnya.

Penciptaan dapat dipandang sebagai perluasan energi tak nyata ke arah luar dari pusat. ketika organisasi sedang terbentuk,pasti juga ada kekuatan balasan yang mengimbangi. kalau kekuatan sentrifugal (Yin) dan kekuatan sentripetal (Yang) tidak seimbang, tak terjadi apa-apa.Energi akan beredar menuju pusat atau lenyap masuk ke pusat. keseimbangan dua kekuatan tersebut digambarkan oleh model atom. Jika elektron yang meloncat keluar dari inti atom tidak diimbangi oleh kekuatan proton yang menarik elektron kembali ke inti,atom akan terpecah. Dalam skala yang lebih besar,prinsip ini juga berlaku pada sistem tata surya dan galaksi alam semesta.
 

Sifat Yin Yang (paham Yin Yang yang paling kuno yang ada di dunia)

Sifat Yin – Yang pertama kali diperkenalkan oleh Fu Shi yang hidup sekitar 6.000 – 8.000 tahun yang lalu(3852 – 2738 SM). Kaisar kuning (2698 – 2598 SM) menyatakan bahwa ” alam semesta merupakan ekspresi dan perpaduan dua aktivitas Yin dan Yang”Beliau juga merumuskan dua belas prinsip yang menjelaskan hukum alam pengatur alam semesta dan yang berkaitan dengan prinsip Yin – Yang.Kedua belas prinsip tersebut adalah :

1.Tao menciptakan dan menyusun alam semesta dan bersifat esa, namun tak nampak
2.Tao mengutub dengan sendirinya menjadi : Yang(kutub kosmos yang aktif) dan Yin ( kutub yang   statis).
3.Yang dan Yin berlawanan, namun saling melengkapi.
4.Segalanya yang ada di alam semesta adalah kumpulan energi universal yang memiliki Yin – Yang dengan aneka variasinya.
5.Manusia dan Ciptaan lainnya berubah dan bertransformasi secara dinamis; tak satu pun di alam semseta bersifat statis atau lengkap; semua berubah karena polarisasi tak bermula dan tak berakhir.
6.Yin dan Yang saling menarik.
7.Tak satu pun mengandung Yin seluruhnya atau yang seluruhnya; semua fenomena tercipta baik dari Yin maupun Yang
8.Tak satu pun mengandung Yang netral.segala fenomena tercipta dengan Yin -  Yang dalam jumlah seimbang.
9.Daya tarik antara Yin – Yang dalam jumlah seimbang.
10.Yin dan Yang memiliki daya tolak semakin banyak.semakin banyak kesamaan antara Yin dan Yang semakin besar daya tolaknya.
11.Dalam pertumbuhan,adakalanya Yin menghasilkan Yang, dan adakalanya Yang menghasilkan Yin.
12.Dalam diri setiap makhluk hidup, Yang berada di pusat, sedangkan Yin berarti fisik. pada waktu lainnya, Yang justru yang tampak,sedangkan Yin tersembunyi.
Yin - Yang

Yan Zhenqing (Hanzi: 颜真卿, 709-785)

Yan Zhenqing (Hanzi: 颜真卿, 709-785) adalah seorang pejabat setia dan ahli kaligrafi pada pertengahan Dinasti Tang. Prestasinya dalam seni kaligrafi Tiongkok sejajar dengan para ahli kaligrafi ulung dalam sejarah. Gaya tulisannya, yaitu Gaya Yan, banyak ditiru oleh para pencinta seni kaligrafi hingga kini. Yan menemui ajalnya dengan mulia saat menjalankan tugas terakhirnya sebagai utusan kekaisaran Tang untuk bernegosiasi dengan pemberontak.
**
Kehidupan awal
Yan Zhenqing dilahirkan di Linyi, Provinsi Shandong dari keluarga yang berpendidikan dan telah menjadi pejabat negara selama beberapa generasi. Kakek buyutnya, Yan Shigu, adalah seorang ahli linguistik terkenal, sementara ayahnya, Yan Weizhen, adalah guru pembimbing para pangeran Tang dan juga ahli kaligrafi. Dibawah pengaruh tradisi keluarga dan bimbingan ibunya, Nyonya Yin, yang tegas, Yan tumbuh sebagai seorang pekerja keras, ia menguasai karya-karya literatur dan ajaran Konfusius.
Tahun 734, Yan lulus ujian kekaisaran dan mendapat gelar Jinshi (gelar akademis tertinggi saat itu, seperti gelar doktoral pada masa kini). Ia memperoleh kesempatan langka untuk mengikuti ujian khusus yang diselenggarakan bagi mereka yang memiliki kemampuan lebih dari yang lain dan ia lulus dengan baik dalam ujian ini. Dengan latar belakang akademisnya yang menonjol, karirnya dalam politik melesat dengan cepat. Ia diangkat sebagai wakil kepala daerah Distrik Linquan, juru sensor, dan juru sensor istana. Kejujuran dan keterusterangannya membuatnya dicintai oleh rakyat namun dibenci oleh para pejabat korup terutama Yang Guozhong, si perdana menteri korup sehingga ia akhirnya disingkirkan dari ibukota dan diberi jabatan sebagai gubernur Pingyuan tahun 753.
**
Pemberontakan An Lushan
Ketika Yan menjabat sebagai gubernur Pingyuan, An Lushan, gubernur militer beretnis Turki, yang meraih kepercayaan Kaisar Tang Xuanzong karena pintar menjilat, telah menunjukkan tanda-tanda akan berontak. Yan telah mencium gelagat ini sehingga ia membuat persiapan-persiapan perang seperti membentengi kota dengan kokoh dan mengumpulkan persediaan. Ia juga mengirimkan surat peringatan darurat kepada kaisar, namun tidak dihiraukan pihak istana.
Desember 755, An Lushan dan Shi Siming mengangkat senjata dan memberontak terhadap Dinasti Tang sebagai puncak perselisihan antara An dengan Yang Guozhong yang membantai keluarga An. Pasukan Tang yang minim persiapan perang mundur tanpa perlawanan berarti dari wilayah Heshuo (sekarang meliputi Shandong, Hebei, dan Henan). Hanya pasukan dibawah Yan Zhenqing yang bertahan dengan gigih di Pingyuan. Ia kemudian bergabung dengan pasukan yang dipimpin sepupunya, Yan Gaoqing, gubernur Changshan (sekarang Quyang, Hebei) dan menyerbu garis belakang pasukan pemberontak. Belakangan, dalam suatu pertempuran Yan Gaoqing gugur sebagai pahlawan. Kaisar yang saat itu telah melarikan diri dari ibukota dan mendirikan pemerintahan pengasingan di Sichuan mengangkat Yan sebagai deputi mentri keuangan serta melimpahkan padanya kekuasaan militer untuk mendampingi Jenderal Li Guangbi menumpas pemberontakan.
Kemudian Yan meraih sejumlah kemenangan atas pemberontak, termasuk memotong jalur logistik mereka dan merebut kembali lebih dari 17 pos-pos militer di Heshuo. Tahun 756, Kaisar Tang Suzong naik tahta dan mempromosikan Yan sebagai menteri pekerjaan. Karena buruknya manajemen militer pasukan Tang, An Lushan berhasil merebut Hebei dengan serangan dadakan. Yan dengan berat hati meninggalkan jabatannya untuk menangkis serbuan itu, ia baru kembali pada jabatannya tahun 757. Kemudian ia diangkat sebagai menteri hukum. Ia sangat vokal menentang korupsi di tingkat pejabat tinggi sehingga berulang kali jabatannya mengalami turun naik.
**
Tahun-tahun terakhir
Tahun 764, Kaisar Tang Daizong menganugerahi Yan gelar Adipati Lu atas kesetiaan dan jasa-jasanya dalam menumpas pemberontakan An Lushan, ia juga diangkat sebagai guru besar istana yang bertugas membimbing putra mahkota. Namun sifatnya yang keras kepala dan pendiriannya yang teguh tidak disukai oleh perdana menteri Lu Qi yang selalu mencari cara untuk menjatuhkannya.
Tahun 784, pada masa pemerintahan Kaisar Tang Dezong, Li Xilie, gubernur militer Huaixi, memberontak dan menyebabkan kepanikan di ibukota. Lu membujuk kaisar untuk mengirim Yan untuk bernegosiasi dengan Li Xilie di Xuzhou dengan harapan Li akan membunuhnya. Kaisar pun memerintahkan Yan untuk menjalankan tugas berbahaya ini. Yan yang saat itu sudah berusia 75 tahun menerima tugas itu tanpa ragu, padahal teman-temannya dan keluarganya merasa khawatir, anak dan cucunya berusaha membujuknya agar tidak pergi karena sama saja mengantar nyawa, namun sebagai abdi negara ia bertekad bulat akan menjalankan tugasnya sebaik mungkin.
Setelah melalui perjalanan yang panjang dan melelahkan, Yan tiba di markas besar Li di Xuzhou. Di depan kediaman Li, ia disambut para prajurit dengan senjata terhunus, mereka menggertak Yan dengan kata-kata kasar dan wajah beringas namun Yan tetap tenang dan menatap mereka dengan marah. Melihat gertakan pertamanya tidak mempan, Li akhirnya keluar dan menyambutnya. Di ruang pertemuan, Yan dengan berani mengutuk Li dan para bawahannya yang memberontak sehingga Li memerintahkan agar ia dijebloskan ke penjara. Beberapa hari kemudian Li memerintahkan orang-orangnya untuk menggali lubang besar. Ia lalu membawa Yan ke depan lubang dan memberi penawaran agar Yan bersumpah setia dan mengabdi padanya atau akan dikubur hidup-hidup, namun Yan menolaknya mentah-mentah, ia menyatakan siap mati daripada menyerah pada pemberontak. Li pun tidak dapat berbuat apa-apa selain mengembalikannya ke penjara.
Beberapa hari kemudian, Li memerintahkan orang-orangnya untuk menyalakan api yang besar di lapangan. Sekali lagi ia memberikan tawaran menyerah pada Yan atau akan dibakar hidup-hidup. Namun Yan malah berjalan ke arah api tanpa rasa takut. Bagaimanapun Li masih membutuhkan tenaga orang terpelajar dan berpengalaman dalam pemerintahan seperti Yan sehingga ia memerintahkan pengawalnya untuk menghentikan langkah Yan, ia pun kembali dipenjara.
Tak lama kemudian, Li Xilie mengangkat dirinya sebagai kaisar. Mendengar hal ini, Yan mengutuk Li dengan keras, ia menyebutnya sebagai pemberontak tidak tahu malu. Ia juga bersumpah tidak akan pernah menyerah padanya. Li Xilie akhirnya kehabisan akal untuk membujuknya sehingga memerintahkan agar Yan dihukum mati. Tahun 785, Yan Zhenqing, pejabat setia itu, dihukum mati dengan cara dicekik di Kuil Longxing di Caizhou, Henan. Pada saat-saat terakhirnya pun ia terus mengutuk Li dan di wajahnya tidak pernah terlihat ekpresi takut.
Ketika mendengar kabar kematiannya, Kaisar Dezong meliburkan dewan pemerintahan selama lima hari sebagai tanda berkabung dan menganugerahkan gelar anumerta Wenzhong bagi Yan Zhenqing. Kematiannya yang mulia ditangisi oleh rakyat dan tentara. Sebuah kuil dibangun untuk memperingatinya. Pada masa Dinasti Song, kuil itu dipindahkan ke Shandong dan kini menjadi salah satu objek wisata.
**
Prestasi di bidang kaligrafi
Prestasi Yan Zhenqing di bidang ini disejajarkan dengan Wang Xizhi yang dianggap nabi kaligrafi. Spesialisasinya adalah tulisan kaishu dan tulisan cao, selain itu ia juga menguasai tipe-tipe tulisan lainnya. Gayanya yang disebut gaya Yan dalam tulisan kai, membawa Tiongkok dalam era baru yang menekankan pada ketebalan dan kebesaran karakter-karakter hanzi. Seperti kebanyakan ahli-ahli kaligrafi lain, Yan juga mempelajari keahliannya dari ahli-ahli lain seperti Zhang Xu dan Chu Suiliang. Zhang sangat ahli dalam tulisan cao yang menekankan pada komposisi dan urutan goretan secara keseluruhan; sementara Chu terkenal dengan gaya penulisannya yang lemah gemulai dan memurnikan tulisan kai. Yan juga mendapatkan inspirasi dari gaya Wei Bei yang berasal dari suku minoritas utara yang terfokus pada kekuatan dan kesederhanaan Kaligrafi Yan Zhenqing dalam Prasasti Yan QinliKarya-karya kaligrafi Yan yang terkenal antara lain :
* Prasasti Pagoda Duobao (多宝塔碑)
* Prasasti Li Yuanjing (李元靖碑)
* Prasasti Kuil Keluarga Yan (颜家庙碑)
* Catatan Magu Xiantan (麻姑仙坛记)
* Prasasti Yan Qinli (颜勤礼碑)
**
Pengaruh
Gaya kaligrafi Yan Zhenqing mengasimilasi intisari kaligrafi dalam lima ratus tahun sebelumnya. Hampir semua ahli kaligrafi setelah jamannya terpengaruh oleh gayanya. Seorang master kaligrafi bernama Liu Gongquan pernah belajar di bawah bimbingannya. Yang Ningshi, seorang ahli kaligrafi terkenal pada Zaman Lima Dinasti dan Sepuluh Negara, sepenuhnya mewarisi gaya Yan dan mempertegas goresannya.
Trend meniru gaya Yan ini mencapai puncaknya pada masa Dinasti Song. “Empat ahli kaligrafi besar” jaman Song yaitu Su Shi, Huang Tingjian, Mi Fu, dan Cai Xiang semua mempelajari gaya Yan. Su Shi bahkan mengklaim bahwa kaligrafi Yan Zhenqing tiada tandingannya sepanjang sejarah.
Setelah jaman Song, popularitas Yan Zhenqing sedikit menurun karena para ahli kaligrafi cenderung mencoba cara yang lebih abstrak dalam berekspresi. Namun gaya Yan masih tetap dianggap penting, beberapa ahli kaligrafi terkenal seperti Zhao Mengfu dan Dong Qichang dikatakan terinspirasi oleh gaya Yan.
Pada masa kontemporer, ahli kaligrafi terkemuka seperti Shen Yinmo dan Sha Menghai melakukan riset mendalam terhadap gaya Yan sehingga gaya ini kembali populer. Dewasa ini, hampir semua orang yang mempelajari kaligrafi Tiongkok meniru gaya Yan ketika pertama kali mengambil kuas. Pengaruh Yan Zhenqing juga menyebar ke luar negeri seperti Korea, Jepang, dan Asia Tenggara.
Part of Yan Qinli Stele, Yan Zhenqing’s masterpiece (the stele is on permanent display in Bei Lin, Xi’an)

Yellow Colour

Kuning merupakan paduan yang mampu meningkatkan kekuatan mental sekaligus lambang sebuah kebijaksanaan.didalam sejarah tiongkok kuno,kuning pernah menjadi warna yang hanya boleh digunakan oleh kaisar dan keluarga kerajaan.

Layaknya cahaya matahari,yang selalu hadir pada setiap hari anda,kehadiran warna kuning pun selalu membawa keceriaan.dalam feng shui,kuning mewakili elemen tanah.merupakan arah barat daya,yang menjadi simbol pernikahan dan arah timur laut yang menjadi lambang pendidikan.sebagai matahari,ia bersifat menghangatkan.maka,menghadirkan nuansa kuning dirumah anda,bagaikan menciptakan kehangatan di antara keluarga.kuning merupakan paduan yang mampu meningkatkan kekuatan mental sekaligus lambang sebuah kebijaksanaan.didalam sejarah Tiongkok kuno, kuning pernah menjadi warna yang hanya boleh digunakan oleh kaisar dan keluarga kerajaan.alasannya,warna ini merupakan simbol kekuasaan.selain itu,kuning juga dihubungkan dengan kesabaran dan rasa toleransi.Dan sebagai elemen bumi,kuning pun dikatakan sebagai pusat,lambang kesehatan,chi,energi serta keseimbangan.
Makna positif warna kuning

Diseluruh dunia,kuning selalu dihubungkan dengan kaisar Tiongkok,kedatangan musim semi,waktu panen jagung dan gandum,serta berbagai gambaran dan kesan lainnya.kuning juga dapat dengan mudah menarik perhatian orang,yang selalu digunakan sebagai tanda bahaya maupun larangan dijalan raya.lampu lalu lintas pun memilih untuk menampilkan warna kuning,sebelum berubah menjadi merah,yang berarti harus hati-hati.kuning juga memiliki berbagi kegunaan lainnya,seperti tanda dalam pekerjaan bangunan.dalam dunia periklanan kuning di pakai untuk menarik pandangan mata.perusahaan yellow pages contohnya,bahkan memahami hal ini jauh hari sebelumnya

Dalam olah raga, kuning memiliki banyak arti berbeda.dalam sepak bola Eropa,kartu kuning digunakan untuk memperingatkan pemain akan kesalahannya.dalam balap sepeda,kaos warna kuning melambangkan supremasi dalam Tour de France yang sangat terkenal di dunia.
Dalam lingkungan medis,kuning sangat dihubungkan dengan kekuatan mental dan aktifitas,yang dapat meningkatkan kerja otak sebelah kiri.kuning juga mengaktifkan syaraf motorik dan dapat membangkitkan energi untuk otot.

Tetapi warna kuning pun memiliki sisi negatif,Utamanya karena ia sering dikaitkan dengan suatu penyakit.kapal laut,contohnya,menyediakan pavilion berwarna kuning untuk mengkarantina para penumpang yang sakit.warna ini dihubungkan pula dengan surat kabar yang mengeksploitasi berita-berita sensasional.Walaupun dikatakan sebagai warna keberuntungan,warna kuning melambangkan sikap kritis,terlalu mengendalikan,sekaligus dianggap dapat mempengaruhi pikiran secara berlebihan.

2011-10-22

孟母三迁= Meng Mu San Qien (Ibu Meng Zi Berpindah 3 Kali)

Meng Zi    ( Mencius 372 SM – 289 SM. ) bermarga Meng dengan nama Ge, terlahir dimasa Zhan Guo (zaman peperangan 7 negara), di daerah Zhou. Meng Zi sebagai pengagum ajaran Kong Zi  (Confusius),  dan belakangan orang-orang menghormatinya sebagai “Nabi”.

Semasa kanak-kanak, ayahnya telah tiada, ibunya bekerja menenun kain untuk nafkah hidup mereka. Waktu itu, Meng Zi tinggal berdekatan dengan kuburan,  sering ia menyaksikan orang-orang yang mengantar ke penguburan sedang menangis sejadi-jadinya, juga dilihatnya orang-orang yang datang membersihkan kuburan dan bersembahyang dengan segala barang persembahannya. Meng Zi suka bermain dengan teman-teman tetangganya meniru orang menangis mengantar jenasah.
Melihat kelakuan anaknya yang demikian, ibu Meng Zi merasa hal ini dapat berpengaruh buruk terhadap perkembangan jiwa anaknya, maka diputuskan untuk pindah ke kota.
Tak disangka, di tengah keramaian kota, tetangganya adalah seorang penjagal sapi dan penjual daging, Meng Zi kecil pun meniru menjagal sapi dan menjual dagingnya. Melihat hal ini, ibunya kembali merasa cemas dan memutuskan untuk pindah lagi.
Kemudian mereka pindah ke tempat yang dekat dengan sekolahan. Melihat anak-anak bersekolah dengan rajin, Meng Zi pun tertarik dan mempunyai keinginan untuk ikut belajar.
Melihat perkembangan baik ini, ibunya baru merasa lega hati, dan Meng Zi pun disekolahkan. Suatu hari, Meng Zi bolos sekolah dan pulang ke rumah sebelum jam belajar selesai, saat itu ibunya sedang menenun kain, melihat Meng Zi membolos, ibunya marah dan mengambil sebuah gunting lalu menggunting putus kain tenun yang sedang dikerjakan. Meng Ce sangat kaget melihat perbuatan ibunya dan ibunya pun “ mendidik” nya dengan menunjuk pada kain yang sudah putus terpotong itu :
Kamu harus belajar seperti menenun kain ini, mesti sebagian demi sebagian ditenun, kalau menenun sampai setengah lalu dipotong, berarti tidak bakal jadi sehelai kain. Belajar juga harus setahap demi setahap, dan kalau belajar hanya setengah-setengah, apakah bisa berhasil? Sama seperti menenun kain yang belum selesai sudah dipotong, berarti sia-sialah semuanya..! “
Meng Zi sangat tergugah oleh perkataan ibunya, dan langsung kembali lagi ke sekolah.
Sejak itulah, dia rajin belajar dan berhasil menjadi seorang yang sangat terpelajar dan mempunyai kebajikan dalam membimbing orang lain. Dikemudian hari dia disebut sebagai  “ Ya Sheng” (Nabi sastra ke-2 setelah Confusius)



Meng Zi ( Mencius 372 SM – 289 SM. )

Guqin, Lebih Dari Sekedar Kecapi

Kecapi Tiongkok kuno (guqin atau qin) lebih sekedar alat musik pertunjukan biasa. Ia memiliki sejarah panjang, kaya dan konotasi budaya mendalam. Kaum cendikiawan dan pemimpin zaman Tiongkok kuno menganggapnya sebagai pertanda tingkat kultivasi seseorang, harmonisasi keluarga, kepemimpinan negara, dan stabilitas sosial. Ini merupakan simbol kehidupan intelektual.
Dalam Kitab Ritual tertulis, “Seorang intelektual tidak santai bagian dengan kecapinya atau Se (sebuah alat musik petik).” Konfusius juga mengatakan, “(Menjadi) berapi-api dalam puisi, jeli dalam tata cara, dan mahir dalam musik.”

Kecapi memainkan aspirasi konsepsi artistik – menghargai makna mendalam daripada kesempurnaan teknis semata. Ini melampaui batas-batas musik, mewujudkan keharmonisan antara manusia dan alam, konsep kosmik hubungan antara Langit dan manusia, serta buah pikiran atas kehidupan dan moralitas.
Oleh karena itu kecapi menjadi alat untuk memupuk karakter moral seseorang, mendapatkan pencerahan atas kebenaran yang lebih tinggi, dan mendidik orang. Para cendikiawan berbicara tentang Kebajikan atau Tao dari kecapi itu.

Dalam Panduan Kecapi Cai Yong menulis: “Pada zaman kuno, Fuxi membuat kecapi untuk menahan diri agar tidak menyimpang dan untuk menjaga timbulnya nafsu, sehingga seseorang dapat memupuk moralnya secara rasional dan kembali ke jati diri yang asli.”
Dalam Yueji, catatan musik kuno, tercatat: “Kebajikan adalah sifat alami yang paling lurus, dan musisi adalah kebajikan yang paling megah.”

Kebajikan adalah bawaan sifat manusia, dan musik adalah sublimasi dari kebajikan. Musik dalam alam yang tinggi merupakan ekspresi Prinsip Surgawi. Ketika orang menikmati musik, secara moral mereka akan terinspirasi dan masuk ke tingkat filosofi yang lebih tinggi.
Pada zaman kuno, kecapi merupakan instrumen musik yang perlu dipelajari oleh seorang pria sejati untuk memupuk moralnya. Sang musisi saat memainkan musik harus dengan hati yang jernih dan pikiran lurus untuk mencapai keselarasan jiwa dan raga.

Dalam sejarah, banyak pemain kecapi terkenal adalah orang-orang yang berkarakter mulia, berbudi luhur dan tidak tamak. Mereka seringkali menampilkan martabat yang tinggi, dan memainkan kecapi dengan perasaan hormat dalam lingkungan yang sangat indah. Pikiran mereka tenang, memungkinkan mereka untuk mencapai keselarasan dengan alam dan mendapat pencerahan atas kebenaran yang lebih tinggi, seperti dijelaskan Jika dalam puisinya:

Mataku menatap angsa kembali, jari saya memetik lima senar.
Saya mengangkat dan menundukkan kepala dengan rasa senang.
Pikiranku terpisah, masuk dalam keheningan!
Bahkan dalam lingkungan gaduh, seseorang dapat mempertahankan pikiran yang tenang, memainkan kecapi tanpa terpengaruh. Seperti yang dijelaskan Tao Yuanming (220-589 SM):
Membangun pondok beratap jerami di tengah-tengah lingkungan yang kacau,
Seolah-olah tidak ada kebisingan kendaraan atau suara kuda di dekatnya.
Bagaimana Anda bisa melewatinya?
Jika pikiran kita jauh, apapun tidak akan dapat mengganggu 

Pikiran adalah yang utama dalam bermain kecapi. Pikiran yang murni akan menghasilkan musik yang murni. Pikiran yang makin jernih akan menghasilkan musik dengan makna yang lebih dalam, yang akan menyentuh hati para pendengarnya, mempengaruhi mereka, dan memungkinkan mereka untuk memahami dan meresapi pesan moral yang terkandung dalam musik, dan juga mempengaruhi penempatan serta keluasan pikiran dari pemainnya. Begitulah sifat seni.

feng zikai

Feng Zikai (1898-1975) is one of the most gifted figures to emerge in China of the 1920s and 1930s. An era of political and social instability, a time when the future and destiny of China was blurry and uncertain.
A native of Tongxiang, Zhejiang, Fang Zikai began his studies at the Zhejiang First Normal School, he was highly influenced by the famous Japanese-trained educator Li Shutong who was a devout Buddhist and eventually became a monk. Feng followed his teachers steps and became a practicing Buddhist himself, this may explain his stress on the close observation of nature in his art. After graduating, he studied music and art in Japan before returning to China in 1922 to teach in Shanghai. In this cosmopolitan and culturally vibrant city, artists and intellectuals inspired a cultural movement that revolutionized Chinese main stream culture and had far reaching influence over the development of Chinese modern esthetics.

Feng was a painter, writer, music educator, translator, calligrapher and art theorist. He was considered to be the founder of modern Chinese cartoon art. His essays and cartoons are still popular among the Chinese public today. It was in Shanghai working as a publisher in the Kai Ming Press that Feng’s art, art criticism and essays were published and enjoyed wide public exposure. This period of intellectual and artistic flux brought many intellectuals, scholars and artists to cooperate in shaping Chinese modern culture. Although a Buddhist, Feng Zikai did not detach himself from secular affairs. He often identified himself with the politically involved intelligentsia. Although his art was subtle and delicate it often carried strong social and cultural messages. “New Interpretation of Classic Poems” is one of the many series of works that Feng Zikai did during the Anti-Japanese War period (1937-1945). In this work his unique cartoons draw new meanings from old classical verses. This dialogue with the traditional past of China gave his casual style a new dimension and characteristics.

Feng Zikai is one of those figures at the first half of the 20th century that helped future generations shape and re-define a concept of China in the modern age. At a time of social and cultural chaos it was due to people like him that a clearer picture and sense of cultural orientation emerged.


Raja Wen Memerintah Dengan Kebajikan

Raja Wen dari kerajaan Zhou (1152 – 1056 SM) dari Dinasti Shang, dikenal memerintah dengan cara kebajikan. Dia mengajarkan orang untuk jujur, hormat kepada Pencipta, dan berbudi luhur.
 Dia sering kali berkata: “Raja akan memerintah orang-orang dengan kebajikan; pejabat wajib menjalankan pemerintahan dengan kepedulian, anak-anak harus menghormati orang tua dengan rasa bakti, orang tua harus membesarkan anak-anak dengan kasih sayang, dan orang-orang harus saling bergaul dengan itikad baik.”

Raja Wen sangat teliti, hati-hati, dan bersungguh-sungguh. Dia menempatkan dirinya sebagai contoh bagi orang-orang. Dia juga mengenakan pakaian sederhana dan sering bekerja dengan petani di ladang.

Yang selalu dipikirkan pertama kali Raja Wen, adalah untuk kebaikan rakyat. Dia memotong pajak bagi petani, dan petani didorong untuk memanfaatkan lahan publik dengan membebankan pajak hanya sepersembilan saja. Dengan semua kebijakan khusus ini, petani bisa menghemat uang. Selain itu, Raja Wen menghapus tarif transaksi impor / ekspor, dan menghapuskan hukum yang mengharuskan istri dan anak-anak harus dihukum atas kejahatan yang dilakukan suami atau ayah mereka. Raja Wen juga menyediakan bantuan dan perawatan kesehatan bagi kaum papa.

Suatu hari, dua raja yang mempersengketakan garis batas wilayah, pergi ke Kerajaan Zhou untuk meminta pertimbangan dari Raja Wen. Begitu mereka memasuki kerajaan Zhou mereka mengamati bagaimana penduduknya sangat sopan, damai, dan santun. Karena tersentuh oleh apa yang mereka lihat, kedua raja itu berhenti berdebat dan saling membiarkan raja lain memiliki tanah yang disengketakan.

Para adipati di sekitar Kerajaan Zhou mendengar peristiwa ini, dan menjadikan Raja Wen sebagai panutan memerintah. Mereka semua datang ke Zhou untuk berikrar mematuhi pemerintahan Wen dan menjadi bagian dari Kerajaan Zhou.

Raja Wen tahu negara tidak akan berjalan baik tanpa orang-orang yang berbudi luhur untuk membantunya. Ketika Raja Wen mendengar Jiang Ziya adalah seorang bijak yang sangat berbudi luhur dengan pengetahuan yang mendalam, ia mengunjungi Jiang Ziya dan memintanya untuk menjadi penasihat dalam memerintah negara. Jiang Ziya mulai membantu Kerajaan Zhou pada masa pemerintahan Raja Wen hingga pemerintahan Raja Wu.

Cara Raja Wen dalam memerintah kerajaan telah meletakkan dasar aturan yang baik bagi generasi masa mendatang demi persatuan bangsa.

2011-10-05

Mengapa bangsa Tionghoa dinamakan keturunan炎黄 (yán huáng) ?


Mengapa bangsa Tionghoa dinamakan keturunan炎黄 (yán huáng) ?
yang dimaksud炎黄 (yán huáng) adalah炎帝 (yán dì) dan黄帝 (huáng dì)
mereka berdua adalah pemimpin suku-suku pada jaman Tiongkok purba.

Pada waktu itu masih banyak kelompok suku-suku purba yang lainnya,karena mereka berebut kekayaan,tanah dan para budak,maka terjadilah peperangan diantara mereka,untuk melindungi keberadaan mereka dan memperbesar kekuasaan kelompok mereka 黄帝 (huáng dì) dan炎帝 (yán dì)
ke dua kelompok suku ini sepakat untuk bergabung menjadi satu kelompok yang besar,kemudian mereka mengalahkan dan menelan, menggabung kelompok yang lain,akhirnya kelompok mereka menguasai seluruh dataran tengah Tiongkok.

Lama- kelamaan 黄帝 (huáng dì) dan炎帝 (yán dì) dianggap dan diakui sebagai kakek moyang bangsa Tionghoa yang jaya,Makam 黄帝 (huáng dì) berada di propinsi 陕西 (Shǎnxī) ,sedangkan makam炎帝 (yán dì) di propinsi 湖南(Húnán) mereka secara mutlak di hormati dan di sembahyangi bersama oleh orang Tionghoa.

Orang Tionghoa merasa bangga,mempunyai leluhur 炎帝 (yán dì) dan黄帝 (huáng dì) yang perkasa dan bijak ini.






2011-07-27

Mo Zi - Membantah Ru (墨子卷九非儒下第三十九) + Translation

Mo Zi (墨子) 468-376 SM

Pencetus ajaran Mo (墨家思想). Konon sebelumnya pernah mempelajari ajaran Ru, baru kemudian mencetuskan pemikirannya sendiri, termasuk pemikiran yang menentang ajaran Ru. Salah satunya dalam Fei Ru (非儒), yang sebenarnya terdiri dari 2 bagian: atas dan bawah, namun bagian atasnya telah hilang. Berikut ini adalah bagian bawahnya. Banyak "rumor" dan "analisa" mengenai Fei Ru ini. Ada yang berteori, Mo Zi sebenarnya hanya memprotes kaum Ru (murid-murid Kong Zi) pada saat itu, namun tidak memprotes Kong Zi. Ada juga yang mengatakan, Fei Ru ini sebenarnya bukanlah ajaran asli Mo Zi. Namun hal-hal tersebut juga belum terbukti 100% alias baru pemikiran orang-orang saja.


Mozi - Fei Ru Bagian Bawah :

Kaum Ru berkata: "Mencintai kerabat harus ada bedanya, menghormati orang bijak juga ada bedanya." Maksudnya adalah adanya perbedaan hubungan yang dekat dan yang jauh, derajat yang lebih terhormat dan yang lebih rendah. Dalam > tertulis: Masa berduka untuk orang tua adalah 3 tahun, untuk istri dan putra sulung juga 3 tahun; untuk paman (dari ayah), saudara, dan anak dari selir/gundik 1 tahun; untuk kerabat dari marga lain 5 bulan. Jika menggunakan jauh dekatnya hubungan untuk menentukan masa berduka, maka istri dan anak sulung dianggap sama dengan ayah. Jika menggunakan lebih terhormat dan lebih rendahnya derajat untuk menentukan masa berduka, maka istri dan putra sulung dianggap sama terhormat derajatnya dengan orang tua; lalu paman, kakak dan anak dari selir/gundik dianggap sederajat. Apakah layak kurang ajar seperti ini?

Orang tua mereka meninggal, jenasahnya diletakkan, tidak segera diberi pakaian dan dimasukkan ke peti. Malah mencari di rumah, mengintip ke dalam sumur, merogoh lubang tikus, memanggil arwah orang yang sudah meninggal, dikiranya masih ada, sungguh konyol sekali. Jika tidak ada, juga tetap harus diminta, sungguh palsu sekali.

Saat menikah, harus pergi sendiri menjemput istri, dengan mengenakan pakaian bawahan hitam dan mengendarai kereta, menggenggam tali kekang, kemudian talinya diberikan kepada istri seperti sedang melayani ayah. Ritual upacara pernikahan seperti sedang sembahyang kepada dewa. Menjungkirbalikkan yang tinggi dan yang rendah, melawan orang tua, menjadi sejajar dengan istri. Meninggikan derajat istri dan melayani orang tua dengan cara seperti ini, apakah bisa dikatakan berbakti? Orang Ru saat mengambil istri (menikah) katanya, "Istri harus melakukan upacara sembahyang, anak harus menjaga kuil leluhur, maka harus dihormati." Seharusnya dijawab, "Itu bohong! Kakaknya juga menjaga kuil leluhur selama puluhan tahun, kemudian meninggal, masa berkabungnya hanya 1 tahun. Istri saudaranya juga menyembahyangi leluhurnya, tapi kalau meninggal, tidak berkabung untuknya. Sedangkan untuk istri dan anak sendiri, berkabung 3 tahun, pasti bukan karena alasan menyembayangi leluhur." Memberikan perlakuan khusus pada istri dan anak hingga berkabung 3 tahun, bisa dikatakan, "Ini namanya mementingkan keluarga." Tapi bukankah ini memberikan lebih pada orang yang lebih disayangi dan menyepelekan orang yang lebih penting, apakah bukan penipu namanya?

Selain itu juga bersikeras tentang "ada takdir", dan berkata, "Umur panjang dan pendek, hidup miskin dan kaya, dunia kacau dan damai, semua ada takdirnya, tidak dapat dikurangi atau ditambah. Hadiah dan hukuman, keberuntungan dan kesialan, semua adalah hitungan dari langit. Pengetahuan dan kekuatan manusia tidak bisa berbuat apa-apa." Pejabat yang mempercayai hal ini akan menjadi malas mengerjakan tanggung jawabnya. Rakyat yang mempercayai hal ini akan menjadi malas bekerja. Pejabat tidak mengurus negara, maka negara akan kacau. Petani tidak rajin bekerja, maka akan menjadi miskin. Miskin dan kacau, sama sekali berlawanan dengan tujuan pemerintahan dan pengaturan. Orang-orang Ru menganggapnya sebagai ajaran, padahal ini mencelakakan dunia.

Menggunakan ritual yang rumit untuk membingungkan orang, berduka dan berpura-pura bersedih dalam waktu yang lama untuk menipu orang tua yang telah meninggal. Menciptakan teori tentang "takdir", membuat orang sudah puas walaupun miskin. Orang tidak melakukan yang seharusnya dilakukan, dan bermalas-malasan dengan tenang. Rakus makan dan minum, malas bekerja, beresiko bisa terjebak kelaparan dan kedinginan. Seperti pengemis, seperti tikus yang mencuri dan menyimpan makanan, seperti kambing jantan yang serakah, melompat-lompat seperti babi dikebiri. Kalau ditertawakan oleh junzi, mereka akan bilang: "Orang biasa bagaimana bisa memahami kaum Ru yang baik?!" Di musim panas mengemis, makan gandum dan padi, menunggu hingga 5 macam bahan pangan sudah lengkap, lalu pergi ke tempat orang yang sedang mengadakan upacara kematian. Anak cucu semua ikut, makan dan minum sepuasnya. Cukup ikut beberapa kali upacara kematian, maka sudah cukup (mendapat makan). Mengandalkan orang lain untuk jadi terhormat, mengandalkan hasil sawah orang lain untuk jadi kaya. Kalau ada orang kaya yang mengadakan upacara kematian, mereka akan sangat senang, katanya, "Inilah sumber makan & pakaian!"

Kaum Ru bilang, "Junzi harus mengucapkan kata-kata kuno dan berpakaian seperti orang kuno, baru dapat dibilang orang bajik". Seharusnya dijawab, "Yang disebut dengan kata-kata kuno dan pakaian kuno itu semuanya pernah menjadi baru pada jamannya. Orang kuno mengatakannya dan mengenakannya, apakah berarti bukan junzi? Lalu kenapa harus mengucapkan kata-kata orang yang bukan junzi, mengenakan pakaian orang yang bukan junzi, baru dapat menjadi orang bajik?"

Mereka (kaum Ru) berkata lagi, "Junzi hanya mengikuti apa yang dilakukan orang kuno dan tidak perlu menciptakan yang baru." Jawab saja pada mereka, "Pada jaman kuno, Hou Yi menciptakan panah, Ji 伃menciptakan jubah perang, Xi Zhong menciptakan kereta, Qiao Chui menciptakan perahu. Kalau begitu, maka tukang sepatu, pembuat jubah perang, tukang kereta, dan tukang kayu semuanya junzi. Sedangkan Hou Yi, Ji 伃, Xi Zhong, dan Qiao Chui, semuanya adalah xiaoren?"

Mereka (kaum Ru) berkata, "Junzi setelah menang perang tidak mengejar prajurit musuh yang sudah lari, menarik busur tetapi tidak memanah mereka, jika kereta musuh terperangkap maka bantu mereka mendorongnya." Jawablah kepadanya, "Jika kedua belah pihak adalah orang bajik, maka tidak mungkin saling berperang. Orang bajik akan membahas masalah dengan logika dan alasan, yang tidak beralasan/berlogika mengikuti yang beralasan/berlogika, yang tidak tahu mengikuti yang tahu. Jika tidak bisa mengemukakan alasan, maka seharusnya tunduk; jika melihat yang baik, maka harusnya mengikuti. Kalau begini, bagaimana mungkin bisa berperang? Dan jika kedua belah pihak adalah orang kasar/jahat, maka walaupun yang menang lalu tidak mengejar musuh, menarik busur tidak memanah, membantu mendorong kereta musuh yang terperangkap, tetap saja tidak bisa menjadi junzi, tetap saja orang kasar/jahat. Pemimpin suci/bijak berperang membasmi kejahatan untuk menolong dunia, jika sudah menang lalu menggunakan ajaran Ru dan berkata pada anak buahnya, 'Jangan kejar yang sudah lari, tarik busur jangan dipanah, jika keretanya terjebak bantu mendorong', maka dengan demikian penjahatnya akan lolos lagi, kejahatan tidak dimusnahkan, tetap akan mencelakakan masyarakat. Tidak ada perbuatan yang lebih tidak ebrbudi daripada ini!"

Mereka (kaum Ru) berkata, "Junzi itu seperti lonceng, jika tidak dipukul maka tidak berbunyi." Seharusnya dijawab begini, "Orang bajik bersungguh-sungguh dalam mengerjakan segala sesuatu, juga bersungguh-sungguh dalam berbakti. Jika ada yang baik maka dipuji, ada yang salah maka dinasehati, ini baru jalan menjadi bawahan. Menunggu dipukul baru berbunyi, tidak dipukul tidak berbunyi; menyembunyikan kepandaian namun malas menggunakan tenaga, tenang menunggu ditanya oleh raja dulu baru menjawab. Dengan begini, kalaupun ada hal yang sangat menguntungkan raja, jika tidak ditanya juga tidak akan dikatakan. Jika akan terjadi kekacauan, ada penjahat yang akan beraksi, orang lain tidak tahu, hanya diri sendiri yang tahu; walaupun di sana ada raja dan keluarganya, tapi tetap tidak dikatakan kalau tidak ditanya. Ini namanya penjahat yang membuat kacau. Sikap seperti ini adalah bawahan yang tidak setia, anak yang tidak berbakti. Menghadapi masalah hanya mengambil sikap mundur dan tidak berkata-kata. Saat di kerajaan, jika ada hal yang menguntungkan diri sendiri, bicaranya takut kalah cepat dengan orang lain. Jika raja mengatakan hal yang tidak membawa keuntungan bagi diri sendiri, maka berpangku tangan, memandang ke bawah, berbicara seperti ada nasi di dalam mulutnya, bilang, ‘Hamba belum pernah mempelajarinya.’ Saat raja memerlukan, ia telah pergi jauh meninggalkan raja.”

Asalkan yang mempelajari jalan kebenaran, pasti akan sama-sama mengarah pada kebenaran dan kebajikan. Jika besar dapat mengarahkan orang, sekecil-kecilnya dapat menjadi pejabat, dalam jarak jauh menolong orang lain, dalam jarak dekat membina diri. Jika tidak berbudi maka tidak dilakukan, jika tidak beralasan maka tidak dilakukan. Mengutamakan kepentingan dunia. Jika perbuatan tidak ada keuntungannya, maka dihentikan. Ini adalah jalan untuk menjadi junzi. Dari tindak tanduk Kong X yang kudengar, pada dasarnya sudah berlawanan dengan ini.

Qi Jing Gong bertanya pada Yan Zi: “Kong Zi itu orangnya bagaimana” Yan Zi tidak menjawab. Qi Jing Gong bertanya sekali lagi, namun tetap tidak dijawab. Jing Gong berkata, “Ada banyak yang menceritakan tentang Kong X padaku, semua mengatakan beliau orang bijak. Sekarang aku bertanya padamu, kenapa kau tidak menjawab?” Yan Zi menjawab, “Yan Zi tidak berkemampuan, tidak cukup mengenal orang bijak. Namun saya mendengar, yang namanya orang bijak, jika masuk ke negara orang maka harus mengakrabkan hubungan raja dan pejabat, mendamaikan masalah antara atasan dan bawahan. Kong X pergi ke negara Chu, sudah tahu rencana Bai Gong, tapi malah memberikan Shi Qi kepadanya. Akibatnya, raja hampir tewas dan Bai Gong terbunuh. Aku mendengar, orang bijak tidak memalsukan kepercayaan raja; mendapatkan hati rakyat namun tidak membuat kekacauan. Mengatakan hal yang menguntungkan orang lain kepada raja, mengatakan hal yang menguntungkan raja kepada rakyat. Melakukan tindakan yang berbudi agar diketahui rakyat, juga memikirkan siasat-siasat untuk diberitahukan kepada raja. Kong X membuat rencana dengan seksama, bekerja sama dengan pemberontak, menggunakan kepandaiannya untuk melakukan hal yang tidak baik. Mendorong rakyat bawah untuk melawan raja, mengajari pejabat untuk membunuh raja. Bukan tindakan orang bijak. Masuk ke negara orang lalu bersekongkol dengan pemberontak, tidak sesuai dengan norma yang benar. Tahu ada orang yang tidak setia, malah mendorongnya untuk berontak, ini bukan tindakan yang bajik dan berbudi. Membuat rencana di belakang orang lain, berbicara di belakang orang lain, berbuat hal baik tidak boleh dilihat rakyat, merancang siasat tidak diberitahukan kepada raja. Aku tidak tahu perbedaannya antara Kong X dengan Bai Gong, maka tidak menjawab.” Bai Gong berkata, “Kau telah memberitahukan banyak kepadaku. Kalau bukan kau, aku tidak tahu kalau Kong X itu sama saja dengan Bai Gong.”

Kong Zi pergi ke negara Qi, bertemu dengan Jing Gong. Jing Gong sangat gembira, ingin memberikan wilayah Ni Xi kepadanya, dan memberitahukan hal ini kepada Yan Zi. Yan Zi berkata, “Tidak boleh. Kaum Ru sombong dan lancang, tidak boleh sampai mengajar rakyat; mereka suka musik dan mengacaukan rakyat, tidak boleh membiarkan mereka langsung memerintah rakyat; mereka percaya pada takdir dan malas bekerja, tidak boleh membiarkan mereka jadi pejabat; mereka mengadakan upacara kematian dan bersedih dengan berlebihan, tidak boleh membiarkan mereka terlalu mencintai rakyat; berpakaian aneh dan berekspresi serius, tidak boleh membiarkan mereka mengarahkan orang banyak. Kong X berdandan formal dan serius untuk membingungkan orang, menggunakan alat musik dan tari-tarian untuk mengumpulkan murid, menggunakan ritual-ritual yang bermacam-macam untuk menunjukkan adat kesusilaan, berjuang keras untuk menjalankan ritual-ritual kuno yang rumit agar dilihat orang banyak. Walaupun orang-orang ini yang berpengetahuan luas, namun tidak diperbolehkan menggunakannya untuk membahas masalah dunia, pemikiran yang pesimis dan sedih tidak berguna untuk rakyat. Sampai beberapa kehidupan juga tidak cukup untuk mempelajari semua ilmu mereka, orang-orang muda juga tidak bisa melaksanakan berbagai ritual kesusilaan mereka yang rumit. Mengumpulkan kekayaan juga tetap tidak cukup dan habis untuk urusan musik. Pergi ke mana-mana untuk menyamarkan perkataan mereka, menipu raja saat itu; menggalakkan musik besar-besaran untuk mengacaukan rakyat yang bodoh. Jalan dan ajaran mereka tidak boleh diumumkan kepada dunia, pengetahuan mereka tidak boleh digunakan untuk mengajar rakyat. Jika sekarang raja memberikan gelar pada Kong Zi agar menguntungkan kebudayaan negara Qi, maka itu bukanlah cara untuk mengarahkan rakyat.” Jing Gong berkata, “Baik.” Kemudian beliau memberikan penghormatan yang besar kepada Kong Zi, namun tidak memberikan tanah kepadanya; menemuinya dengan hormat, namun tidak menanyakan tentang ajarannya. Oleh sebab itu, Kong X sangat marah kepada Jing Gong dan Yan Zi. Kemudian mempromisokan Fan Li kepada Tian Chang, memberitahukannya kepada Nanguo Hui Zi, lalu kembali ke negara Lu. Tidak lama kemudian, negara Qi hendak menyerang negara Lu, beliau berkata kepada Zi Gong, “Sekarang sudah waktunya melakukan tindakan besar!” kemudian mengutus Zi Gong ke negara Qi, menemui Tian Chang dengan melalui Nanguo Hui Zi, menasehatinya untuk menyerang negara Wu; juga mengajari marga Gao, Guo, Bao, dan Yan untuk jangan menghalangi Tian Chang memberontak; kemudian menasehati negara Yue untuk menyerang negara Wu. Dalam 3 tahun, negara Qi dan Wu hancur, ratusan juta orang terbunuh, semuanya itu dibunuh oleh Kong X.

Kong X menjabat sebagai sikou (nama jabatan) negara Lu, melepaskan kepentingan umum dan mengabdi kepada marga Jisun. Marga Jisun adalah musuh raja negara Lu yang melarikan diri. Saat marga Jisun memperebutkan gerbang kota dengan orang, Kong X membuka gerbng dan melepaskan Jisun kabur.

Saat Kong X terjebak di antara Chen dan Cai, hanya bisa membuat kuah bubur dengan daun li tanpa sebutir beras pun. Pada hari ke-10, Zi Lu memasak seekor babi, Kong X langsung memakannya tanpa menanyakan asal daging tersebut; menjual baju orang untuk membeli arak, Kong X juga langsung meminumnya tanpa menanyakan asal usulnya. Kemudian Lu Ai Gong datang menjemput Kong Zi; tikarnya ditata kurang rata, ia tak mau duduk; dagingnya dipotong kurang lurus, ia tidak mau makan. Zi Lu datang dan bertanya, “Mengapa tindakan Anda berlawanan dengan saat di Chen Cai?” Kong X menjawab, “Waktu itu, kita sedang terdesak untuk bertahan hidup, sekarang kita untuk kebenaran.” Saat kelaparan tidak masalah untuk mengambil sembarangan untuk bertahan hidup. Saat kenyang, berpura-pura dengan tindakan munafik. Apakah ada tindakan yang lebih menipu dan munafik daripada ini?

Kong X dan murid-muridnya sedang duduk-duduk santai. Ia berbicara, “Shun menemui Gu Shou, Cu Chu merasa tidak tenang. Saat itu sungguh berbahaya! Zhou Gong Dan bukan orang yang berbudi, kalau tidak, mana mungkin ia meninggalkan istrinya dan bermalam di luar?”

Segala tindak tanduk Kong X adalah berasal dari hatinya sendiri. Teman-teman dan murid-muridnya juga meniru Kong X. Zi Gong dan Ji Lu membantu Kong Li membuat rusuh di negara Wei; Yang Huo membuat rusuh di negara Qi; Fo 肸 memberontak di Zhongmou; Qi Diao membuat hukuman mati. Tidak ada yang lebih brutal daripada ini.

Murid tentu akan belajar kata-kata gurunya, meniru tindakan gurunya; hingga tenaganya tak cukup, kepandaiannya tak cukup, barulah berhenti. Sekarang tindakan Kong X saja seperti ini, maka murid-murid Ru yang biasa juga dapat dicurigai.

-----------------------------------------
*) Mohon maaf jika ada terjemahan yang kurang tepat. Tolong berikan kritik & saran jika ada. ^^


Naskah asli sbb :

儒者曰:“亲亲有术,尊贤有等(2)。”言亲疏尊卑之异也。其《礼》曰: 丧,父母,三年;妻、后子,三年;伯父、叔父、弟兄、庶子,其(3);戚族 人,五月。若以亲疏为岁月之数,则亲者多而疏者少矣,是妻、后子与父同也。若以尊卑为岁月数,则是尊其妻、子与父母同,而亲伯父、宗兄而卑子也(4)。逆孰大焉?其亲死,列尸弗敛,登堂窥井,挑鼠穴,探涤器,而求其人矣,以为实在,则赣愚甚矣;如其亡也必求焉,伪亦大矣!

取妻身迎,祗褍为仆(5),秉辔授绥,如仰严亲;昏...礼威仪,如承祭祀。颠覆上下,悖逆父母,下则妻、子(6),妻、子上侵事亲。若此,可谓孝乎?儒者:“迎妻,妻之奉祭祀;子将守宗庙。故重之。”应之曰:此诬言也!其宗兄守其先宗庙数十年,死,丧之其;兄弟之妻奉其先之祭祀,弗散(7);则丧妻子三年,必非以守、奉祭祀也。夫忧妻子以大负累(8),有曰:“所以重亲也。”为欲厚所至私,轻所至重,岂非大奸也哉!

有强执有命以说议曰:“寿夭贫富,安危治乱,固有天命,不可损益。穷达、赏罚、幸否有极(9),人之知力,不能为焉!”群吏信之,则怠于分职;庶人信之,则怠于从事。吏不治则乱,农事缓则贫,贫且乱,政之本(10),而儒者以为道教,是贼天下之人者也。

且夫繁饰礼乐以淫人,久丧伪哀以谩亲,立命缓贫而高浩居,倍本弃事而安怠傲,贪于饮食,惰于作务,陷于饥寒,危于冻馁,无以违之。是若人气(11),■鼠藏,而羝羊视,贲彘起。君子笑之,怒曰:“散人焉知良儒!”夫夏乞麦禾,五谷既收,大丧是随,子姓皆从,得厌饮食。毕治数丧,足以至矣。因人之家翠以为,恃人之野以为尊(12),富人有丧,乃大说喜,曰: “此衣食之端也!”

儒者曰:“君子必服古言(13),然后仁。”应之曰:所谓古之言服者,皆尝新矣,而古人言之服之,则非君子也?然则必服非君子之服,言非君子之言,而后仁乎?

又曰:“君子循而不作。”应之曰:古者羿作弓,伃作甲,奚仲作车,巧垂作舟;然则今之鲍、函、车、匠,皆君子也,而羿、伃、奚仲、巧垂,皆小人邪?且其所循,人必或作之;然则其所循,皆小人道也。

又曰:“君子胜不逐奔,掩函弗射(14),施则助之胥车。”应之曰:“若皆仁人也,则无说而相与;仁人以其取舍、是非之理相告,无故从有故也,弗知从有知也,无辞必服,见善必迁,何故相?若两暴交争,其胜者欲不逐奔,掩函弗射,施则助之胥车,虽尽能,犹且不得为君子也,意暴残之国也。圣将为世除害,兴师诛罚,胜将因用儒术令士卒曰:‘毋逐奔,掩函勿射,施则助之胥车。’暴乱之人也得活,天下害不除,是为群残父母而深贱世也,不义莫大矣!”

又曰:“君子若钟,击之则鸣,弗击不鸣。”应之曰:“夫仁人,事上竭忠,事亲得孝,务善则美,有过则谏,此为人臣之道也。今击之则鸣,弗击不鸣,隐知豫力,恬漠待问而后对,虽有君亲之大利,弗问不言;若将有 大寇乱,盗贼将作,若机辟将发也,他人不知,己独知之,虽其君、亲皆在,不问不言。是夫大乱之贼也。以是为人臣不忠,为子不孝,事兄不弟,交遇人不贞良。夫执后不言,之朝,物见利使己,虽恐后言;君若言而未有利焉,则高拱下视,会噎为深,曰:‘唯其未之学也。’用谁急,遗行远矣。”

夫一道术学业仁义者,皆大以治人,小以任官,远施周偏,近以修身,不义不处,非理不行,务兴天下之利,曲直周旋,利则止,此君子之道也。以所闻孔某之行,则本与此相反谬也!

齐景公问晏子曰:“孔子为人何如?”晏子不对。公又复问,不对。景公曰:“以孔某语寡人者众矣,俱以贤人也,今寡人问之,而子不对,何也?”晏子对曰:“婴不肖,不足以知贤人。虽然,婴闻所谓贤人者,入人之国,必务合其君臣之亲,而弭其上下之怨。孔某之荆,知白公之谋,而奉之以石乞,君身几灭,而白公僇(15)。婴闻贤人得上不虚,得下不危,言听于君必利人,教行下必于上(16),是以言明而易知也,行明而易从也。行义可明乎 民,谋虑可通乎君臣。今孔某深虑同谋以奉贼(17),劳思尽知以行邪,劝下乱上,教臣杀君,非贤人之行也。入人之国,而与人之贼,非义之类也。知人不忠,趣之为乱,非仁义之也(18)。逃人而后谋,避人而后言,行义不可明于民,谋虑不可通于君臣,婴不知孔某之有异于白公也,是以不对。”景公曰:“呜乎!贶寡人者众矣,非夫子,则吾终身不知孔某之与白公同也。”

孔某之齐见景公,景公说,欲封之以尼溪,以告晏子。晏子曰:“不可!夫儒,浩居而自顺者也,不可以教下;好乐而淫人,不可使亲治;立命而怠事,不可使守职;宗丧循哀(19),不可使慈民;机服勉容(20),不可使导众。孔某盛容修饰以蛊世,弦歌鼓舞以聚徒,繁登降之礼以示仪,务趋翔之节以观众;博学不可使议世,劳思不可以补民;累寿不能尽其学,当年不能行其礼(21),积财不能赡其乐。繁饰邪术,以营世君;盛为声乐,以淫遇民(22)。其道不可以期世(23),其学不可以导众。今君封之,以利齐俗,非所以导国先众。”公曰: “善。”于是厚其礼,留其封,敬见而不问其道。孔某乃恚,怒于景公与晏子,乃树鸱夷子皮于田常之门,告南郭惠子以所欲为。归于鲁,有顷,间齐将伐鲁,告子贡曰:“赐乎!举大事于今之时矣!”乃遣子贡之齐,因南郭惠子以见田常,劝之伐吴,以教高、国、鲍、晏,使毋得害田常之乱。劝越伐吴,三年之内,齐、吴破国之难,伏尸以言术数(24),孔某之诛也。

孔某为鲁司寇,舍公家而奉季孙,季孙相鲁君而走,季孙与邑人争门关,决植。

孔某穷于蔡、陈之间,藜羹不糂。十日,子路为享豚,孔某不问肉之所由来而食;号人衣以酤酒,孔某不问酒之所由来而饮。哀公迎孔子,席不端 弗坐,割不正弗食。子路进请曰:“何其与陈、蔡反也?”孔某曰:“来,吾语女:曩与女为苟生,今与女为苟义。”夫饥约,则不辞妄取以活身;赢鲍,则伪行以自饰。污邪诈伪,孰大于此?

孔某与其门弟子闲坐,曰:“夫舜见瞽叟孰然,此时天下圾乎?周公旦非其人也邪?何为舍其家室而托寓也?”

孔某所行,心术所至也。其徒属弟子皆效孔某:子贡、季路,辅孔悝乱乎卫,阳货乱乎齐,佛肸以中牟叛,漆雕刑残,莫大焉!

夫为弟子后生,其师必修其言,法其行,力不足、知弗及而后已。今孔某之行如此,儒士则可以疑矣!


注释
 (1)《非儒》上、中皆佚,此篇主要是批驳以孔子为代表的儒家的礼义思想。墨子反对儒家婚丧之礼,实则是反对“亲有差”。又指责儒家的礼乐与政事、生产皆无益,又通过晏婴等之口,讽刺孔子与君与民都是口头上讲仁义,实际上鼓励叛乱,惑乱人民。本篇反映了儒、墨两家在思想认识上的激烈斗争。(2)术:王引之认为即“杀”,差意。(3)其:通“期”,一年。(4)亲:依王念孙当作“视”。卑子:庶子。(5)祗褍:即“缁袘”假借字。(6)则:当为“列”。(7)散:当为“服”。(8)忧:通“优”。(9)...否:不幸。(10)本句依孙诒让说“政之本”前脱一“倍”字。(11)人气:当作“乞人”。(12)本句当作:“因人之家以为尊,恃人之野以为翠。”(13)服古言:当作“古服言”。(14)函:陷阱。(15)僇:通 “戮”。(16)此句当作“教行于下必利上。”(17)本句中“臣”为衍字。(18)此句疑作“非仁义之类也”。(19)宗:当作“崇”。循:当作 “遂”。(20)机服:依于省吾说为“异服”。(21)当年:壮年。(22)遇:通“愚”。(23)期:当作“示”。(24)言:为“亿”之省误。术:通 “率”。