Home

2011-10-24

Membedah Yin dan Yang (diperkenalkan pertama kali oleh Fu Xi,Nuwa dan kaisar kuning)

Yin-Yang adalah jalur surga dan bumi,yakni prinsip mendasar atas segala hal, yang menjadi asal perubahan dan transformasi, serta akar permulaan dan akhir (Su-Wen)

Energi semesta tak dapat diukur dan tak terkira. Energi semesta berada di luar waktu dan tempat. Segala hal yang terlihat dan tak terlihat ada di dalamnya. jadi, energi semesta ada, meskipun tak terlihat. guru-guru masa silam di suatu wilayah dunia menamakannya sebagai Tao.Tao, sebagai asal semesta, menciptakan,memelihara, dan kemudian menarik kembali segalanya.

Manusia yang berbatin sehat mengungkapkan kebenaran bahwa alam semesta memiliki dua aspek. Aspek pertama adalah aspek tak nyata, yakni keesaan tak terbagi, yang ada sebelum surga dan bumi tercipta.Dalam aspek ini, energi semesta utama dan pertama tidak dibedakan, benar-benar utuh dan lengkap. Aspek yang kedua adalah aspek yang nyata, yakni dunia dengan keanekaragamannya, yang ada setelah terbentuknya surga dan bumi. Meskipun ada dua aspek,pada hakekatnya aspek tak nyata dan aspek nyata menyatu.

Tao ada melalui proses aktif penciptaan sendiri (Swakreasi). penciptaan dipandang sebagai proses yang di dalamnya “organisasi” dari energi tak nyata terbentuk.Organisasi ini menghasilkan pengutuban energi tak nyata, yakni menjadi dua kelompok yang disebut yin dan yang . Meskipun  aspek aktif (Yang) pertama kali muncul, kemunculannya akan mengundang perspektif yang relatif statis (Yin). Mengalami yang di suatu tempat mungkin saja. Yang  jelas dapat dirasakan bersamaan dengan dirasakannya Yin.

Sebagai contoh, sinar matahari dianggap sebagai manifestasi dari aspek yang dalam sistem tata surya.
mustahil kehangatan sinar matahari diketahui kalau tidak mengenai suatu obyek. Suatu obyek merasakan hangatnya sinar matahari karena perubahan terjadi di dalam obyek. pernyataan positif apa pun tentang sinar matahari bergantung pada observasi yang dilakukan atas suatu obyek. dengan demikian, efek yang timbul karena kerja yang diperkuat oleh obyek statis (Yin). Yin kemudian merasakan efek itu. melalui pengutuban aktivitas dan bentuk, energi tak nyata menciptakan kutub aktif cosmos (Surga) dan kutub substansial(bumi). Di mana ada satu kutub,pasti ada kutub lainnya.

Penciptaan dapat dipandang sebagai perluasan energi tak nyata ke arah luar dari pusat. ketika organisasi sedang terbentuk,pasti juga ada kekuatan balasan yang mengimbangi. kalau kekuatan sentrifugal (Yin) dan kekuatan sentripetal (Yang) tidak seimbang, tak terjadi apa-apa.Energi akan beredar menuju pusat atau lenyap masuk ke pusat. keseimbangan dua kekuatan tersebut digambarkan oleh model atom. Jika elektron yang meloncat keluar dari inti atom tidak diimbangi oleh kekuatan proton yang menarik elektron kembali ke inti,atom akan terpecah. Dalam skala yang lebih besar,prinsip ini juga berlaku pada sistem tata surya dan galaksi alam semesta.
 

Sifat Yin Yang (paham Yin Yang yang paling kuno yang ada di dunia)

Sifat Yin – Yang pertama kali diperkenalkan oleh Fu Shi yang hidup sekitar 6.000 – 8.000 tahun yang lalu(3852 – 2738 SM). Kaisar kuning (2698 – 2598 SM) menyatakan bahwa ” alam semesta merupakan ekspresi dan perpaduan dua aktivitas Yin dan Yang”Beliau juga merumuskan dua belas prinsip yang menjelaskan hukum alam pengatur alam semesta dan yang berkaitan dengan prinsip Yin – Yang.Kedua belas prinsip tersebut adalah :

1.Tao menciptakan dan menyusun alam semesta dan bersifat esa, namun tak nampak
2.Tao mengutub dengan sendirinya menjadi : Yang(kutub kosmos yang aktif) dan Yin ( kutub yang   statis).
3.Yang dan Yin berlawanan, namun saling melengkapi.
4.Segalanya yang ada di alam semesta adalah kumpulan energi universal yang memiliki Yin – Yang dengan aneka variasinya.
5.Manusia dan Ciptaan lainnya berubah dan bertransformasi secara dinamis; tak satu pun di alam semseta bersifat statis atau lengkap; semua berubah karena polarisasi tak bermula dan tak berakhir.
6.Yin dan Yang saling menarik.
7.Tak satu pun mengandung Yin seluruhnya atau yang seluruhnya; semua fenomena tercipta baik dari Yin maupun Yang
8.Tak satu pun mengandung Yang netral.segala fenomena tercipta dengan Yin -  Yang dalam jumlah seimbang.
9.Daya tarik antara Yin – Yang dalam jumlah seimbang.
10.Yin dan Yang memiliki daya tolak semakin banyak.semakin banyak kesamaan antara Yin dan Yang semakin besar daya tolaknya.
11.Dalam pertumbuhan,adakalanya Yin menghasilkan Yang, dan adakalanya Yang menghasilkan Yin.
12.Dalam diri setiap makhluk hidup, Yang berada di pusat, sedangkan Yin berarti fisik. pada waktu lainnya, Yang justru yang tampak,sedangkan Yin tersembunyi.
Yin - Yang

Yan Zhenqing (Hanzi: 颜真卿, 709-785)

Yan Zhenqing (Hanzi: 颜真卿, 709-785) adalah seorang pejabat setia dan ahli kaligrafi pada pertengahan Dinasti Tang. Prestasinya dalam seni kaligrafi Tiongkok sejajar dengan para ahli kaligrafi ulung dalam sejarah. Gaya tulisannya, yaitu Gaya Yan, banyak ditiru oleh para pencinta seni kaligrafi hingga kini. Yan menemui ajalnya dengan mulia saat menjalankan tugas terakhirnya sebagai utusan kekaisaran Tang untuk bernegosiasi dengan pemberontak.
**
Kehidupan awal
Yan Zhenqing dilahirkan di Linyi, Provinsi Shandong dari keluarga yang berpendidikan dan telah menjadi pejabat negara selama beberapa generasi. Kakek buyutnya, Yan Shigu, adalah seorang ahli linguistik terkenal, sementara ayahnya, Yan Weizhen, adalah guru pembimbing para pangeran Tang dan juga ahli kaligrafi. Dibawah pengaruh tradisi keluarga dan bimbingan ibunya, Nyonya Yin, yang tegas, Yan tumbuh sebagai seorang pekerja keras, ia menguasai karya-karya literatur dan ajaran Konfusius.
Tahun 734, Yan lulus ujian kekaisaran dan mendapat gelar Jinshi (gelar akademis tertinggi saat itu, seperti gelar doktoral pada masa kini). Ia memperoleh kesempatan langka untuk mengikuti ujian khusus yang diselenggarakan bagi mereka yang memiliki kemampuan lebih dari yang lain dan ia lulus dengan baik dalam ujian ini. Dengan latar belakang akademisnya yang menonjol, karirnya dalam politik melesat dengan cepat. Ia diangkat sebagai wakil kepala daerah Distrik Linquan, juru sensor, dan juru sensor istana. Kejujuran dan keterusterangannya membuatnya dicintai oleh rakyat namun dibenci oleh para pejabat korup terutama Yang Guozhong, si perdana menteri korup sehingga ia akhirnya disingkirkan dari ibukota dan diberi jabatan sebagai gubernur Pingyuan tahun 753.
**
Pemberontakan An Lushan
Ketika Yan menjabat sebagai gubernur Pingyuan, An Lushan, gubernur militer beretnis Turki, yang meraih kepercayaan Kaisar Tang Xuanzong karena pintar menjilat, telah menunjukkan tanda-tanda akan berontak. Yan telah mencium gelagat ini sehingga ia membuat persiapan-persiapan perang seperti membentengi kota dengan kokoh dan mengumpulkan persediaan. Ia juga mengirimkan surat peringatan darurat kepada kaisar, namun tidak dihiraukan pihak istana.
Desember 755, An Lushan dan Shi Siming mengangkat senjata dan memberontak terhadap Dinasti Tang sebagai puncak perselisihan antara An dengan Yang Guozhong yang membantai keluarga An. Pasukan Tang yang minim persiapan perang mundur tanpa perlawanan berarti dari wilayah Heshuo (sekarang meliputi Shandong, Hebei, dan Henan). Hanya pasukan dibawah Yan Zhenqing yang bertahan dengan gigih di Pingyuan. Ia kemudian bergabung dengan pasukan yang dipimpin sepupunya, Yan Gaoqing, gubernur Changshan (sekarang Quyang, Hebei) dan menyerbu garis belakang pasukan pemberontak. Belakangan, dalam suatu pertempuran Yan Gaoqing gugur sebagai pahlawan. Kaisar yang saat itu telah melarikan diri dari ibukota dan mendirikan pemerintahan pengasingan di Sichuan mengangkat Yan sebagai deputi mentri keuangan serta melimpahkan padanya kekuasaan militer untuk mendampingi Jenderal Li Guangbi menumpas pemberontakan.
Kemudian Yan meraih sejumlah kemenangan atas pemberontak, termasuk memotong jalur logistik mereka dan merebut kembali lebih dari 17 pos-pos militer di Heshuo. Tahun 756, Kaisar Tang Suzong naik tahta dan mempromosikan Yan sebagai menteri pekerjaan. Karena buruknya manajemen militer pasukan Tang, An Lushan berhasil merebut Hebei dengan serangan dadakan. Yan dengan berat hati meninggalkan jabatannya untuk menangkis serbuan itu, ia baru kembali pada jabatannya tahun 757. Kemudian ia diangkat sebagai menteri hukum. Ia sangat vokal menentang korupsi di tingkat pejabat tinggi sehingga berulang kali jabatannya mengalami turun naik.
**
Tahun-tahun terakhir
Tahun 764, Kaisar Tang Daizong menganugerahi Yan gelar Adipati Lu atas kesetiaan dan jasa-jasanya dalam menumpas pemberontakan An Lushan, ia juga diangkat sebagai guru besar istana yang bertugas membimbing putra mahkota. Namun sifatnya yang keras kepala dan pendiriannya yang teguh tidak disukai oleh perdana menteri Lu Qi yang selalu mencari cara untuk menjatuhkannya.
Tahun 784, pada masa pemerintahan Kaisar Tang Dezong, Li Xilie, gubernur militer Huaixi, memberontak dan menyebabkan kepanikan di ibukota. Lu membujuk kaisar untuk mengirim Yan untuk bernegosiasi dengan Li Xilie di Xuzhou dengan harapan Li akan membunuhnya. Kaisar pun memerintahkan Yan untuk menjalankan tugas berbahaya ini. Yan yang saat itu sudah berusia 75 tahun menerima tugas itu tanpa ragu, padahal teman-temannya dan keluarganya merasa khawatir, anak dan cucunya berusaha membujuknya agar tidak pergi karena sama saja mengantar nyawa, namun sebagai abdi negara ia bertekad bulat akan menjalankan tugasnya sebaik mungkin.
Setelah melalui perjalanan yang panjang dan melelahkan, Yan tiba di markas besar Li di Xuzhou. Di depan kediaman Li, ia disambut para prajurit dengan senjata terhunus, mereka menggertak Yan dengan kata-kata kasar dan wajah beringas namun Yan tetap tenang dan menatap mereka dengan marah. Melihat gertakan pertamanya tidak mempan, Li akhirnya keluar dan menyambutnya. Di ruang pertemuan, Yan dengan berani mengutuk Li dan para bawahannya yang memberontak sehingga Li memerintahkan agar ia dijebloskan ke penjara. Beberapa hari kemudian Li memerintahkan orang-orangnya untuk menggali lubang besar. Ia lalu membawa Yan ke depan lubang dan memberi penawaran agar Yan bersumpah setia dan mengabdi padanya atau akan dikubur hidup-hidup, namun Yan menolaknya mentah-mentah, ia menyatakan siap mati daripada menyerah pada pemberontak. Li pun tidak dapat berbuat apa-apa selain mengembalikannya ke penjara.
Beberapa hari kemudian, Li memerintahkan orang-orangnya untuk menyalakan api yang besar di lapangan. Sekali lagi ia memberikan tawaran menyerah pada Yan atau akan dibakar hidup-hidup. Namun Yan malah berjalan ke arah api tanpa rasa takut. Bagaimanapun Li masih membutuhkan tenaga orang terpelajar dan berpengalaman dalam pemerintahan seperti Yan sehingga ia memerintahkan pengawalnya untuk menghentikan langkah Yan, ia pun kembali dipenjara.
Tak lama kemudian, Li Xilie mengangkat dirinya sebagai kaisar. Mendengar hal ini, Yan mengutuk Li dengan keras, ia menyebutnya sebagai pemberontak tidak tahu malu. Ia juga bersumpah tidak akan pernah menyerah padanya. Li Xilie akhirnya kehabisan akal untuk membujuknya sehingga memerintahkan agar Yan dihukum mati. Tahun 785, Yan Zhenqing, pejabat setia itu, dihukum mati dengan cara dicekik di Kuil Longxing di Caizhou, Henan. Pada saat-saat terakhirnya pun ia terus mengutuk Li dan di wajahnya tidak pernah terlihat ekpresi takut.
Ketika mendengar kabar kematiannya, Kaisar Dezong meliburkan dewan pemerintahan selama lima hari sebagai tanda berkabung dan menganugerahkan gelar anumerta Wenzhong bagi Yan Zhenqing. Kematiannya yang mulia ditangisi oleh rakyat dan tentara. Sebuah kuil dibangun untuk memperingatinya. Pada masa Dinasti Song, kuil itu dipindahkan ke Shandong dan kini menjadi salah satu objek wisata.
**
Prestasi di bidang kaligrafi
Prestasi Yan Zhenqing di bidang ini disejajarkan dengan Wang Xizhi yang dianggap nabi kaligrafi. Spesialisasinya adalah tulisan kaishu dan tulisan cao, selain itu ia juga menguasai tipe-tipe tulisan lainnya. Gayanya yang disebut gaya Yan dalam tulisan kai, membawa Tiongkok dalam era baru yang menekankan pada ketebalan dan kebesaran karakter-karakter hanzi. Seperti kebanyakan ahli-ahli kaligrafi lain, Yan juga mempelajari keahliannya dari ahli-ahli lain seperti Zhang Xu dan Chu Suiliang. Zhang sangat ahli dalam tulisan cao yang menekankan pada komposisi dan urutan goretan secara keseluruhan; sementara Chu terkenal dengan gaya penulisannya yang lemah gemulai dan memurnikan tulisan kai. Yan juga mendapatkan inspirasi dari gaya Wei Bei yang berasal dari suku minoritas utara yang terfokus pada kekuatan dan kesederhanaan Kaligrafi Yan Zhenqing dalam Prasasti Yan QinliKarya-karya kaligrafi Yan yang terkenal antara lain :
* Prasasti Pagoda Duobao (多宝塔碑)
* Prasasti Li Yuanjing (李元靖碑)
* Prasasti Kuil Keluarga Yan (颜家庙碑)
* Catatan Magu Xiantan (麻姑仙坛记)
* Prasasti Yan Qinli (颜勤礼碑)
**
Pengaruh
Gaya kaligrafi Yan Zhenqing mengasimilasi intisari kaligrafi dalam lima ratus tahun sebelumnya. Hampir semua ahli kaligrafi setelah jamannya terpengaruh oleh gayanya. Seorang master kaligrafi bernama Liu Gongquan pernah belajar di bawah bimbingannya. Yang Ningshi, seorang ahli kaligrafi terkenal pada Zaman Lima Dinasti dan Sepuluh Negara, sepenuhnya mewarisi gaya Yan dan mempertegas goresannya.
Trend meniru gaya Yan ini mencapai puncaknya pada masa Dinasti Song. “Empat ahli kaligrafi besar” jaman Song yaitu Su Shi, Huang Tingjian, Mi Fu, dan Cai Xiang semua mempelajari gaya Yan. Su Shi bahkan mengklaim bahwa kaligrafi Yan Zhenqing tiada tandingannya sepanjang sejarah.
Setelah jaman Song, popularitas Yan Zhenqing sedikit menurun karena para ahli kaligrafi cenderung mencoba cara yang lebih abstrak dalam berekspresi. Namun gaya Yan masih tetap dianggap penting, beberapa ahli kaligrafi terkenal seperti Zhao Mengfu dan Dong Qichang dikatakan terinspirasi oleh gaya Yan.
Pada masa kontemporer, ahli kaligrafi terkemuka seperti Shen Yinmo dan Sha Menghai melakukan riset mendalam terhadap gaya Yan sehingga gaya ini kembali populer. Dewasa ini, hampir semua orang yang mempelajari kaligrafi Tiongkok meniru gaya Yan ketika pertama kali mengambil kuas. Pengaruh Yan Zhenqing juga menyebar ke luar negeri seperti Korea, Jepang, dan Asia Tenggara.
Part of Yan Qinli Stele, Yan Zhenqing’s masterpiece (the stele is on permanent display in Bei Lin, Xi’an)

Yellow Colour

Kuning merupakan paduan yang mampu meningkatkan kekuatan mental sekaligus lambang sebuah kebijaksanaan.didalam sejarah tiongkok kuno,kuning pernah menjadi warna yang hanya boleh digunakan oleh kaisar dan keluarga kerajaan.

Layaknya cahaya matahari,yang selalu hadir pada setiap hari anda,kehadiran warna kuning pun selalu membawa keceriaan.dalam feng shui,kuning mewakili elemen tanah.merupakan arah barat daya,yang menjadi simbol pernikahan dan arah timur laut yang menjadi lambang pendidikan.sebagai matahari,ia bersifat menghangatkan.maka,menghadirkan nuansa kuning dirumah anda,bagaikan menciptakan kehangatan di antara keluarga.kuning merupakan paduan yang mampu meningkatkan kekuatan mental sekaligus lambang sebuah kebijaksanaan.didalam sejarah Tiongkok kuno, kuning pernah menjadi warna yang hanya boleh digunakan oleh kaisar dan keluarga kerajaan.alasannya,warna ini merupakan simbol kekuasaan.selain itu,kuning juga dihubungkan dengan kesabaran dan rasa toleransi.Dan sebagai elemen bumi,kuning pun dikatakan sebagai pusat,lambang kesehatan,chi,energi serta keseimbangan.
Makna positif warna kuning

Diseluruh dunia,kuning selalu dihubungkan dengan kaisar Tiongkok,kedatangan musim semi,waktu panen jagung dan gandum,serta berbagai gambaran dan kesan lainnya.kuning juga dapat dengan mudah menarik perhatian orang,yang selalu digunakan sebagai tanda bahaya maupun larangan dijalan raya.lampu lalu lintas pun memilih untuk menampilkan warna kuning,sebelum berubah menjadi merah,yang berarti harus hati-hati.kuning juga memiliki berbagi kegunaan lainnya,seperti tanda dalam pekerjaan bangunan.dalam dunia periklanan kuning di pakai untuk menarik pandangan mata.perusahaan yellow pages contohnya,bahkan memahami hal ini jauh hari sebelumnya

Dalam olah raga, kuning memiliki banyak arti berbeda.dalam sepak bola Eropa,kartu kuning digunakan untuk memperingatkan pemain akan kesalahannya.dalam balap sepeda,kaos warna kuning melambangkan supremasi dalam Tour de France yang sangat terkenal di dunia.
Dalam lingkungan medis,kuning sangat dihubungkan dengan kekuatan mental dan aktifitas,yang dapat meningkatkan kerja otak sebelah kiri.kuning juga mengaktifkan syaraf motorik dan dapat membangkitkan energi untuk otot.

Tetapi warna kuning pun memiliki sisi negatif,Utamanya karena ia sering dikaitkan dengan suatu penyakit.kapal laut,contohnya,menyediakan pavilion berwarna kuning untuk mengkarantina para penumpang yang sakit.warna ini dihubungkan pula dengan surat kabar yang mengeksploitasi berita-berita sensasional.Walaupun dikatakan sebagai warna keberuntungan,warna kuning melambangkan sikap kritis,terlalu mengendalikan,sekaligus dianggap dapat mempengaruhi pikiran secara berlebihan.

2011-10-22

孟母三迁= Meng Mu San Qien (Ibu Meng Zi Berpindah 3 Kali)

Meng Zi    ( Mencius 372 SM – 289 SM. ) bermarga Meng dengan nama Ge, terlahir dimasa Zhan Guo (zaman peperangan 7 negara), di daerah Zhou. Meng Zi sebagai pengagum ajaran Kong Zi  (Confusius),  dan belakangan orang-orang menghormatinya sebagai “Nabi”.

Semasa kanak-kanak, ayahnya telah tiada, ibunya bekerja menenun kain untuk nafkah hidup mereka. Waktu itu, Meng Zi tinggal berdekatan dengan kuburan,  sering ia menyaksikan orang-orang yang mengantar ke penguburan sedang menangis sejadi-jadinya, juga dilihatnya orang-orang yang datang membersihkan kuburan dan bersembahyang dengan segala barang persembahannya. Meng Zi suka bermain dengan teman-teman tetangganya meniru orang menangis mengantar jenasah.
Melihat kelakuan anaknya yang demikian, ibu Meng Zi merasa hal ini dapat berpengaruh buruk terhadap perkembangan jiwa anaknya, maka diputuskan untuk pindah ke kota.
Tak disangka, di tengah keramaian kota, tetangganya adalah seorang penjagal sapi dan penjual daging, Meng Zi kecil pun meniru menjagal sapi dan menjual dagingnya. Melihat hal ini, ibunya kembali merasa cemas dan memutuskan untuk pindah lagi.
Kemudian mereka pindah ke tempat yang dekat dengan sekolahan. Melihat anak-anak bersekolah dengan rajin, Meng Zi pun tertarik dan mempunyai keinginan untuk ikut belajar.
Melihat perkembangan baik ini, ibunya baru merasa lega hati, dan Meng Zi pun disekolahkan. Suatu hari, Meng Zi bolos sekolah dan pulang ke rumah sebelum jam belajar selesai, saat itu ibunya sedang menenun kain, melihat Meng Zi membolos, ibunya marah dan mengambil sebuah gunting lalu menggunting putus kain tenun yang sedang dikerjakan. Meng Ce sangat kaget melihat perbuatan ibunya dan ibunya pun “ mendidik” nya dengan menunjuk pada kain yang sudah putus terpotong itu :
Kamu harus belajar seperti menenun kain ini, mesti sebagian demi sebagian ditenun, kalau menenun sampai setengah lalu dipotong, berarti tidak bakal jadi sehelai kain. Belajar juga harus setahap demi setahap, dan kalau belajar hanya setengah-setengah, apakah bisa berhasil? Sama seperti menenun kain yang belum selesai sudah dipotong, berarti sia-sialah semuanya..! “
Meng Zi sangat tergugah oleh perkataan ibunya, dan langsung kembali lagi ke sekolah.
Sejak itulah, dia rajin belajar dan berhasil menjadi seorang yang sangat terpelajar dan mempunyai kebajikan dalam membimbing orang lain. Dikemudian hari dia disebut sebagai  “ Ya Sheng” (Nabi sastra ke-2 setelah Confusius)



Meng Zi ( Mencius 372 SM – 289 SM. )

Guqin, Lebih Dari Sekedar Kecapi

Kecapi Tiongkok kuno (guqin atau qin) lebih sekedar alat musik pertunjukan biasa. Ia memiliki sejarah panjang, kaya dan konotasi budaya mendalam. Kaum cendikiawan dan pemimpin zaman Tiongkok kuno menganggapnya sebagai pertanda tingkat kultivasi seseorang, harmonisasi keluarga, kepemimpinan negara, dan stabilitas sosial. Ini merupakan simbol kehidupan intelektual.
Dalam Kitab Ritual tertulis, “Seorang intelektual tidak santai bagian dengan kecapinya atau Se (sebuah alat musik petik).” Konfusius juga mengatakan, “(Menjadi) berapi-api dalam puisi, jeli dalam tata cara, dan mahir dalam musik.”

Kecapi memainkan aspirasi konsepsi artistik – menghargai makna mendalam daripada kesempurnaan teknis semata. Ini melampaui batas-batas musik, mewujudkan keharmonisan antara manusia dan alam, konsep kosmik hubungan antara Langit dan manusia, serta buah pikiran atas kehidupan dan moralitas.
Oleh karena itu kecapi menjadi alat untuk memupuk karakter moral seseorang, mendapatkan pencerahan atas kebenaran yang lebih tinggi, dan mendidik orang. Para cendikiawan berbicara tentang Kebajikan atau Tao dari kecapi itu.

Dalam Panduan Kecapi Cai Yong menulis: “Pada zaman kuno, Fuxi membuat kecapi untuk menahan diri agar tidak menyimpang dan untuk menjaga timbulnya nafsu, sehingga seseorang dapat memupuk moralnya secara rasional dan kembali ke jati diri yang asli.”
Dalam Yueji, catatan musik kuno, tercatat: “Kebajikan adalah sifat alami yang paling lurus, dan musisi adalah kebajikan yang paling megah.”

Kebajikan adalah bawaan sifat manusia, dan musik adalah sublimasi dari kebajikan. Musik dalam alam yang tinggi merupakan ekspresi Prinsip Surgawi. Ketika orang menikmati musik, secara moral mereka akan terinspirasi dan masuk ke tingkat filosofi yang lebih tinggi.
Pada zaman kuno, kecapi merupakan instrumen musik yang perlu dipelajari oleh seorang pria sejati untuk memupuk moralnya. Sang musisi saat memainkan musik harus dengan hati yang jernih dan pikiran lurus untuk mencapai keselarasan jiwa dan raga.

Dalam sejarah, banyak pemain kecapi terkenal adalah orang-orang yang berkarakter mulia, berbudi luhur dan tidak tamak. Mereka seringkali menampilkan martabat yang tinggi, dan memainkan kecapi dengan perasaan hormat dalam lingkungan yang sangat indah. Pikiran mereka tenang, memungkinkan mereka untuk mencapai keselarasan dengan alam dan mendapat pencerahan atas kebenaran yang lebih tinggi, seperti dijelaskan Jika dalam puisinya:

Mataku menatap angsa kembali, jari saya memetik lima senar.
Saya mengangkat dan menundukkan kepala dengan rasa senang.
Pikiranku terpisah, masuk dalam keheningan!
Bahkan dalam lingkungan gaduh, seseorang dapat mempertahankan pikiran yang tenang, memainkan kecapi tanpa terpengaruh. Seperti yang dijelaskan Tao Yuanming (220-589 SM):
Membangun pondok beratap jerami di tengah-tengah lingkungan yang kacau,
Seolah-olah tidak ada kebisingan kendaraan atau suara kuda di dekatnya.
Bagaimana Anda bisa melewatinya?
Jika pikiran kita jauh, apapun tidak akan dapat mengganggu 

Pikiran adalah yang utama dalam bermain kecapi. Pikiran yang murni akan menghasilkan musik yang murni. Pikiran yang makin jernih akan menghasilkan musik dengan makna yang lebih dalam, yang akan menyentuh hati para pendengarnya, mempengaruhi mereka, dan memungkinkan mereka untuk memahami dan meresapi pesan moral yang terkandung dalam musik, dan juga mempengaruhi penempatan serta keluasan pikiran dari pemainnya. Begitulah sifat seni.

feng zikai

Feng Zikai (1898-1975) is one of the most gifted figures to emerge in China of the 1920s and 1930s. An era of political and social instability, a time when the future and destiny of China was blurry and uncertain.
A native of Tongxiang, Zhejiang, Fang Zikai began his studies at the Zhejiang First Normal School, he was highly influenced by the famous Japanese-trained educator Li Shutong who was a devout Buddhist and eventually became a monk. Feng followed his teachers steps and became a practicing Buddhist himself, this may explain his stress on the close observation of nature in his art. After graduating, he studied music and art in Japan before returning to China in 1922 to teach in Shanghai. In this cosmopolitan and culturally vibrant city, artists and intellectuals inspired a cultural movement that revolutionized Chinese main stream culture and had far reaching influence over the development of Chinese modern esthetics.

Feng was a painter, writer, music educator, translator, calligrapher and art theorist. He was considered to be the founder of modern Chinese cartoon art. His essays and cartoons are still popular among the Chinese public today. It was in Shanghai working as a publisher in the Kai Ming Press that Feng’s art, art criticism and essays were published and enjoyed wide public exposure. This period of intellectual and artistic flux brought many intellectuals, scholars and artists to cooperate in shaping Chinese modern culture. Although a Buddhist, Feng Zikai did not detach himself from secular affairs. He often identified himself with the politically involved intelligentsia. Although his art was subtle and delicate it often carried strong social and cultural messages. “New Interpretation of Classic Poems” is one of the many series of works that Feng Zikai did during the Anti-Japanese War period (1937-1945). In this work his unique cartoons draw new meanings from old classical verses. This dialogue with the traditional past of China gave his casual style a new dimension and characteristics.

Feng Zikai is one of those figures at the first half of the 20th century that helped future generations shape and re-define a concept of China in the modern age. At a time of social and cultural chaos it was due to people like him that a clearer picture and sense of cultural orientation emerged.


Raja Wen Memerintah Dengan Kebajikan

Raja Wen dari kerajaan Zhou (1152 – 1056 SM) dari Dinasti Shang, dikenal memerintah dengan cara kebajikan. Dia mengajarkan orang untuk jujur, hormat kepada Pencipta, dan berbudi luhur.
 Dia sering kali berkata: “Raja akan memerintah orang-orang dengan kebajikan; pejabat wajib menjalankan pemerintahan dengan kepedulian, anak-anak harus menghormati orang tua dengan rasa bakti, orang tua harus membesarkan anak-anak dengan kasih sayang, dan orang-orang harus saling bergaul dengan itikad baik.”

Raja Wen sangat teliti, hati-hati, dan bersungguh-sungguh. Dia menempatkan dirinya sebagai contoh bagi orang-orang. Dia juga mengenakan pakaian sederhana dan sering bekerja dengan petani di ladang.

Yang selalu dipikirkan pertama kali Raja Wen, adalah untuk kebaikan rakyat. Dia memotong pajak bagi petani, dan petani didorong untuk memanfaatkan lahan publik dengan membebankan pajak hanya sepersembilan saja. Dengan semua kebijakan khusus ini, petani bisa menghemat uang. Selain itu, Raja Wen menghapus tarif transaksi impor / ekspor, dan menghapuskan hukum yang mengharuskan istri dan anak-anak harus dihukum atas kejahatan yang dilakukan suami atau ayah mereka. Raja Wen juga menyediakan bantuan dan perawatan kesehatan bagi kaum papa.

Suatu hari, dua raja yang mempersengketakan garis batas wilayah, pergi ke Kerajaan Zhou untuk meminta pertimbangan dari Raja Wen. Begitu mereka memasuki kerajaan Zhou mereka mengamati bagaimana penduduknya sangat sopan, damai, dan santun. Karena tersentuh oleh apa yang mereka lihat, kedua raja itu berhenti berdebat dan saling membiarkan raja lain memiliki tanah yang disengketakan.

Para adipati di sekitar Kerajaan Zhou mendengar peristiwa ini, dan menjadikan Raja Wen sebagai panutan memerintah. Mereka semua datang ke Zhou untuk berikrar mematuhi pemerintahan Wen dan menjadi bagian dari Kerajaan Zhou.

Raja Wen tahu negara tidak akan berjalan baik tanpa orang-orang yang berbudi luhur untuk membantunya. Ketika Raja Wen mendengar Jiang Ziya adalah seorang bijak yang sangat berbudi luhur dengan pengetahuan yang mendalam, ia mengunjungi Jiang Ziya dan memintanya untuk menjadi penasihat dalam memerintah negara. Jiang Ziya mulai membantu Kerajaan Zhou pada masa pemerintahan Raja Wen hingga pemerintahan Raja Wu.

Cara Raja Wen dalam memerintah kerajaan telah meletakkan dasar aturan yang baik bagi generasi masa mendatang demi persatuan bangsa.

2011-10-05

Mengapa bangsa Tionghoa dinamakan keturunan炎黄 (yán huáng) ?


Mengapa bangsa Tionghoa dinamakan keturunan炎黄 (yán huáng) ?
yang dimaksud炎黄 (yán huáng) adalah炎帝 (yán dì) dan黄帝 (huáng dì)
mereka berdua adalah pemimpin suku-suku pada jaman Tiongkok purba.

Pada waktu itu masih banyak kelompok suku-suku purba yang lainnya,karena mereka berebut kekayaan,tanah dan para budak,maka terjadilah peperangan diantara mereka,untuk melindungi keberadaan mereka dan memperbesar kekuasaan kelompok mereka 黄帝 (huáng dì) dan炎帝 (yán dì)
ke dua kelompok suku ini sepakat untuk bergabung menjadi satu kelompok yang besar,kemudian mereka mengalahkan dan menelan, menggabung kelompok yang lain,akhirnya kelompok mereka menguasai seluruh dataran tengah Tiongkok.

Lama- kelamaan 黄帝 (huáng dì) dan炎帝 (yán dì) dianggap dan diakui sebagai kakek moyang bangsa Tionghoa yang jaya,Makam 黄帝 (huáng dì) berada di propinsi 陕西 (Shǎnxī) ,sedangkan makam炎帝 (yán dì) di propinsi 湖南(Húnán) mereka secara mutlak di hormati dan di sembahyangi bersama oleh orang Tionghoa.

Orang Tionghoa merasa bangga,mempunyai leluhur 炎帝 (yán dì) dan黄帝 (huáng dì) yang perkasa dan bijak ini.